Kamis, 14 April 2011

PT di Sungai Melayu dan Tumbang Titi


 
PT.Benua indah  
HGU 13.479 Ha, Total Area 28.574 Ha  
PT.Benua Indah Group a/n PT.Subur Ladang Andalan (SLA) Kec.Sungai Melayu  
Luas Perkebunan inti 575 Ha Th.Tanam 1992 s/d 1998  
Luas Perkebunan Plasma 3.978 Ha Th Tanam 1992 s/d 1997    
PT.Bangun Maya Indah  Kec.Tubang Titi  
Luas Perkebunan 1.408 Ha Th.Tanam 1992 s.d 1999  
Luas Perkebunan Plasma 4.105 Ha Th Tanam 1992 s/d 1998  
PT.Duta Sumber Nabati (DSM)
Luas Perkebunan 2.429 Ha Th. Tanam 1992 s/d 1999  
Luas Perkebunan Plasma 5.725 Ha Th Tanam  1991 s/d 1998  
PT.Antar Mustika Segara (AMS)   Kec.Tubang Titi  
Luas Perkebunan inti 2.429 Ha Th.Tanam 1992 s/d 1999  
Luas Perkebunan Plasma 5.725 Ha Th Tanam 1991 s/d 1998  



Urif Dharma Saputra
Kabupaten Ketapang adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Barat. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Ketapang, sebuah kota yang terletak di tepi Sungai Pawan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 35.809 km² dan berpenduduk sebesar 473.880 jiwa (2004).


Sejarah

 Masa pemerintahan Hindia Belanda

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, sejak tahun 1936 Kabupaten Ketapang adalah salah satu daerah (afdeling) yang merupakan bagian dari Keresidenan Kalimantan Barat (Residente Western Afdeling van Borneo) dengan pusat pemerintahannya di Pontianak. Kabupaten Ketapang ketika itu dibagi menjadi tiga Onder Afdeling, yaitu:
  • Sukadana, berkedudukan di Sukadana
  • Matan Hilir, berkedudukan di Ketapang
  • Matan Hulu, berkedudukan di Nanga Tayap
Masing-masing Onder Afdeling dipimpin oleh seorang Wedana.
Tiap-tiap Onder Afdeling dibagi lagi menjadi Onder Distrik, yaitu:
  • Sukadana terdiri dari Onder Distrik Sukadana, Simpang Hilir dan Simpang Hulu
  • Matan Hilir terdiri dari Onder Distrik Matan Hilir dan Kendawangan
  • Matan Hulu terdiri dari Onder Distrik Sandai, Nanga Tayap, Tumbang Titi dan Marau
Masing-masing Onder Distrik dipimpin oleh seorang Asisten Wedana.
Afdeling Ketapang terdiri atas tiga kerajaan, yaitu:
  • Kerajaan Matan yang membawahi Onder Afdeling Matan Hilir dan Matan Hulu
  • Kerajaan Sukadana yang membawahi Onder Distrik Sukadana
  • Kerajaan Simpang yang membawahi Onder Distrik Simpang Hilir dan Simpang Hulu
Masing-masing kerajaan dipimpin oleh seorang Panembahan. Sampai tahun 1942, wilayah-wilayah ini dipimpin oleh:
Keraton Saunan

 Masa pendudukan Jepang, NICA dan pasca kemerdekaan

Masa pemerintahan Hindia Belanda berakhir dengan datangnya bala tentara Jepang pada tahun 1942. Dalam masa pendudukan tentara Jepang, Kabupaten Ketapang masih tetap dalam status Afdeling, hanya saja pimpinan langsung diambil alih oleh Jepang.
Pemerintahan pendudukan Jepang yang berakhir kekuasaannya pada tahun 1945 diganti oleh Pemerintahan Tentara Belanda (NICA). Pada masa ini bentuk pemerintahan yang ada sebelumnya masih diteruskan. Kabupaten Ketapang berstatus Afdeling yang disempurnakan dengan Stard Blood 1948 No. 58 dengan pengakuan adanya Pemerintahan swapraja. Pada waktu itu Kabupaten Ketapng terbagi menjadi tiga pemerintahan swapraja, yaitu Sukadana, Simpang dan Matan, kemudian semua daerah swapraja yang ada digabungkan menjadi sebuah Federasi.
Pembentukan Kabupaten Sintang pada masa Pemerintahan Republik Indonesia adalah berdasakan Undang-undang Nomor 25 tahun 1956 yang menetapkan status Kabupaten Ketapang sebagai bagian Daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat yang dipimpin oleh seorang Bupati.

Geografi

Kabupaten Ketapang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Kalimantan Barat, terletak di antara garis 0º 19’00” - 3º 05’ 00” Lintang Selatan dan 108º 42’ 00” - 111º 16’ 00” Bujur Timur.
Dibandingkan kabupaten lain di Kalimantan Barat, Kabupaten Ketapang merupakan kabupaten terluas, memiliki pantai yang memanjang dari selatan ke utara dan sebagian pantai yang merupakan muara sungai, berupa rawa-rawa terbentang mulai dari Kecamatan Teluk Batang, Simpang Hilir, Sukadana, Matan Hilir Utara, Matan Hilir Selatan, Kendawangan dan Pulau Maya Karimata, sedangkan daerah hulu umumnya berupa daratan yang berbukit-bukit dan diantaranya masih merupakan hutan.
Sungai terpanjang di Kabupaten Ketapang adalah Sungai Pawan yang menghubungkan Kota Ketapang dengan Kecamatan Sandai, Nanga Tayap dan Sungai Laur serta merupakan urat nadi penghubung kegiatan ekonomi masyarakat dari desa dengan kecamatan dan kabupaten.

Batas wilayah

Adapun batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Ketapang adalah sebagai berikut:
Utara Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Sanggau
Selatan Laut Jawa
Barat Selat Karimata
Timur Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Sintang

Daftar kecamatan

Daerah Kabupaten Ketapang mempunyai luas wilayah 35.809 km² (± 3.580.900 ha) yang terdiri dari 33.209 km² wilayah daratan dan 2.600 km² wilayah perairan serta memiliki 21 kecamatan, yaitu:
Kota Ketapang dan Tugu Tolak Bala

Topografi

Daerah pantai memanjang dari utara ke selatan dan daerah aliran sungai merupakan dataran berawa-rawa, yakni mulai dari kecamatan Telok Batang, Simpang Hilir, Sukadana, Matan Hilir Utara, Matan Hilir Selatan, Kendawangan dan Pulau Maya Karimata. Sedangkan wilayah perhuluan umumnya berupa daerah berbukit-bukit. Sungai terpanjang di Kabupaten Ketapang adalah sungai Pawan. Juga terdapat sungai-sungai besar lainnya, yakni sungai Merawan/Matan, Kualan, Pesaguan, Kendawangan dan Jelai.

Geologi

Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Ketapang berupa tanah podsolik merah kuning, litosol/regosol, latosol, andosol dan organosal.
Tanah podsolik merah kuning terdapat di daerah hulu bagian tengah, memanjang dari utara ke selatan, meliputi kecamatan:
  • Tumbang Titi
  • Jelai Hulu
  • Marau
  • Simpang Hulu
  • Sandau
  • Nanga Tayap
  • Sungai Laur
  • Sebagian kecamatan Manis Mata
Tanah litosol/rigosol terdapat di daerah hulu agak ke timur, sebagian besar terdapat di kecamatan:
  • Sungai Laur
  • Simpang Hulu
  • Sandai
  • Nanga Tayap






Tanah latosol terdapat di kecamatan:
  • Sandai
  • Sungai Laur
Tanah organosal sebagian besar terdapat di daerah pantai, memanjang dari utara ke selatan, yaitu di kecamatan:
  • Simpang Hilir
  • Pulau Maya Karimata
  • Sukadana
  • Matan Hilir Utara
  • Matan Hilir Selatan
  • Kendawangan
  • Manis Mata
Jenis tanah andosol hanya terdapat di kecamatan Sandai bagian timur.

Iklim

Kabupaten Ketapang beriklim tropis dengan suhu rata-rata 23,70° C - 26,70° C dan suhu pada siang hari mencapai 30,80° C serta memiliki curah hujan rata-rata 3696,1 mm/tahun dengan curah hujan rata-rata per tahun sebanyak 214 kali, sedangkan kecepatan angin adalah 3,1 knot dan merupakan yang tertinggi di Kalimantan Barat.

Ekonomi

Pendapatan utama Kabupaten Ketapang berasal dari bisnis kayu, kelapa sawit, sarang burung walet dan jasa perdagangan. Pertokoan di Ketapang sebagian besar dimiliki oleh etnis Tionghua.

Pendidikan

Terdapat beberapa SMA dan SMK di kota ini.
Beberapa perguruan tinggi juga ada di daerah ini, antara lain:
  • STAI Al Haudl (Sekolah Tinggi Agama Islam)
  • Politeknik Negeri Ketapang (Politap)
  • Akademi Manajemen Komputer Indonesia (AMKI)
  • Akademi Keperawatan (AKPER)
  • Universitas Terbuka (UT)

Kesehatan

Terdapat dua rumah sakit di kota ini, yakni Rumah Sakit Umum Daerah Agoesdjam dan Rumah Sakit Fatima (swasta).

emografis

Jumlah penduduk Kabupaten Ketapang yang meliputi 21 kecamatan adalah 473.880 jiwa (tahun 2004) yang terdiri dari laki-laki 217.885 jiwa dan perempuan 205.931 jiwa.
Kota Ketapang adalah kota yang multi suku dan etnis, yaitu Suku Dayak dan Melayu serta Tionghua yang merupakan tiga suku terbesar di kota ini. Selain itu juga ada suku Jawa dan Madura. Orang Tionghua di kota ini menggunakan dialek Tiochiu (dalam ejaan Mandarin: Chaozhou) sebagai bahasa pengantar sesama warga Tionghua. Juga terdapat sebagian kecil orang Tionghua yang menggunakan bahasa Khek (Hakka).
Kelenteng Tua Pek Kong

Transportasi

Kota Ketapang dapat dijangkau dari kota lain melalui Bandara Rahadi Osman dan Pelabuhan Ketapang. Terdapat penerbangan dan ke Pontianak dan Semarang via Pangkalan Bun.
Transportasi antar desa di Ketapang menggunakan bus, kapal cepat (speed boat).
Trnasportasi di tengah kota dapat menggunakan angkot yang dalam bahasa setempat disebutoplet (mobil jenis minibus atau van) serta ojek.

Tempat khas

Tugu Ale-ale
Beberapa tempat khas yang ada di Kabupaten Ketapang adalah:
  • Tugu Ale-ale terletak di perempatan Jl. R. Suprapto dan jalan menuju jembatan Pawan 1 yang melintasi Sungai Pawan. Ale-ale adalah sejenis kerang berkulit halus yang menjadi makanan khas dari daerah Ketapang.
  • Tugu Tolak Bala terletak di tengah Kota Ketapang, yakni di pertigaan Jl. Merdeka dan Jl. A. Yani.
  • Museum Keraton Gusti Muhammad Saunan, dahulu merupakan kerajaan Melayu, terdapat di Ketapang dan menghadap ke Sungai Pawan.
  • Kelenteng Tua Pek Kong, yaitu tempat ibadah umat Tridharma yang terletak di Jl. Merdeka, Ketapang.

Hotel

Di Kota Ketapang terdapat beberapa hotel yang dapat dijadikan tempat beristirahat, yakni:
  • Aston City Hotel Jl.R.Suprapto
  • Hotel Perdana Jl. Merdeka Utara
  • Hotel Murni Jl. P. Diponegoro
  • Hotel Putra Tanjung Jl. Pak Nibung I
  • Hotel Aorta Jl. Sisingamangaraja
  • Wisma Patria Jl. P. Diponegoro

Bahasa Dayak

Peneliti Institut Dayakologi, Sujarni Aloy dan kawan-kawannya (Sujarni Aloi, dkk 1997), meneliti ada 50 bahasa Dayak di Ketapang, yaitu:
  1. Bahasa Dayak Kualatn
  2. Bahasa Mali
  3. Bahasa Kancikng
  4. Bahasa Cempede’
  5. Bahasa Semandakng
  6. Bahasa Sajan
  7. Bahasa Banjur
  8. Bahasa Gerai
  9. Bahasa Baya
  10. Bahasa Laur
  11. Bahasa Joka’
  12. Bahasa Domit
  13. Bahasa Pawatn
  14. Bahasa Krio
  15. Bahasa Konyeh
  16. Bahasa Biak
  17. Bahasa Beginci
  18. Bahasa Tumbang Pauh
  19. Bahasa Gerunggang
  20. Bahasa Kayong
  21. Bahasa Majau
  22. Bahasa Pangkalan Suka
  23. Bahasa Kebuai
  24. Bahasa Tola’
  25. Bahasa Marau
  26. Bahasa Batu Tajam
  27. Bahasa Kengkubang
  28. Bahasa Pesaguan Hulu
  29. Bahasa Kendawangan
  30. Bahasa Pesaguan Kanan
  31. Bahasa Kekura’
  32. Bahasa Lemandau
  33. Bahasa Tanjung
  34. Bahasa Benatuq
  35. Bahasa Sumanjawat
  36. Bahasa Tembiruhan
  37. Bahasa Penyarangan
  38. Bahasa Parangkunyit
  39. Bahasa Perigiq
  40. Bahasa Riam
  41. Bahasa Belaban
  42. Bahasa Batu Payung
  43. Bahasa Pelanjau
  44. Bahasa Membuluq
  45. Bahasa Dayak Menggaling
  46. Bahasa Air Upas
  47. Bahasa Sekakai
  48. Bahasa Air Durian
  49. Bahasa Sempadian



Pranala luar

 Urif Dharma Saputra